![]() |
| Sumber Foto Ilustrasi : Pexels |
Semua orang dewasa merindukan
masa kecil terlebih lagi yang mempunyai segudang cerita. Aku salah satu nya
yang merindukan masa kecil.
Aku punya cerita saat diriku
masih duduk di bangku kelas 6 Madarasah Ibtidaiyyah Negeri (MIN) aku masih sama
dengan anak anak yang lain siang itu waktu tidur tapi jika sedang libur
pengajian.
Hari minggu itu pengajian libur
dan sekolah juga libur pada saat itulah aku dan beberapa temanku sangat senang.
Jam 08.00 teng teman-temanku sudah ada di pintu pagar "Ejaaan" Teriak
teman-temanku.
Sebelum ku melanjutkan cerita,
ketiga temanku sangat unik dan lucu, pertama, Adi si banyak cerita,
setiap hari dia bercerita tanpa absen seharipun dan juga humoris, Kedua, jal
adiknya si Adi dia orangnya suka membantuku kala aku butuh bantuan,
ketiga Lukman dia adalah sepupuku dan dia sipenurut. Oh iya, Ejan itu
nama panggilanku.
Kita lanjut, Dari dalam
rumah terdengar suara panggilan teman-temank aku bergegas menghabiskan makanan
enak yang disajikan oleh mamaku yang cantik dan baik hati dan menghampiri
teman-teman, tapi mamaku berpesan siang langsung kembali kerumah, shalat
setelah itu tidur.
"Ejan, yok main
kelereng", Ucap teman-temanku.
"Ayok, aku ambil
kelereng dulu ya", Jawabku.
Kami bermain kelereng dengan
sangat seru di sela sela bermain si Adi sering membuat lelucon sehingga
permainan kelereng kami tak terasa sudah siang.
"Teman-teman, pergi ke kolam
ikan yok, di sana ada rakit" ucap adi.
"Seru tuh, Ayoo" jawab
kami.
"tapi aku pulang dulu ya,
makan dan shalat setelah itu baru kita pergi" imbuhku.
"Nanti berkumpul dirumahku
ya!" Ucap Adi.
Bergegas pulang, makan terus
shalat dan tanpa sepengetahuan mama aku langsung kabur menuju rumah adi, di
sana sudah berkumpul semua dan siap bergerak menuju ke kolam yang ada rakitnya.
Kami berjalan kaki melewati hutan
dan semak-semak, di ujung hutan baru terlihat cahaya semakin dekat cahaya
semakin besar di ujung cahaya kami sampai di tujuan dan banyak sekali kolam
ikan yang berjejer seperti kotak dalam permainan ular tangga.
Salah satu kolam ikan ada satu
rakit seperti yang adi ceritakan. Kami bergegas menaiki rame - rame, entah
kenapa aku merasa yang menjanggal di hati dan tidak enak. Akhirnya aku
terperosot dalam sela sela rakit, rakitnya terbuat dari pohon
bambu.
"Aduh... Sakiiit",
teriakku kesakitan.
"Jal, lukman bantu angkat
ejan" teriak adi juga.
Kakiku sangat sulit di tarik
karna sela sela raki hanya berjarak 5 cm , mereka terus menarik kakiku dan
Alhamdulillah berhasil, tapi kaki bercucuran darah karena terkena benda
runcing yang tertempel di rakit.
"kejadian ini pasti karena
aku tidak minta izin dan tidak mendengarkan pesan mama" ucapku dalam
hati.
Akhirnya kami tidak jadi
melanjutkan naik rakit karena kaki terluka, mereka semua mengantarku
pulang.

Komentar
Posting Komentar