Pagi itu, udara Montasik terasa segar dengan sinar matahari yang mulai hangat. Lapngan sekolah sudah dipenuhi para siswa, guru, dan staf yang berdiri rapi. Saat pembaca acara mempersilakan saya menuju tempat yang telah disediakan, langkah saya terasa mantap meski jantung berdetak kencang.
Dalam amanat, saya mengangkat tema “Pentingnya Menjaga Waktu”. Saya memulai dengan sebuah pertanyaan sederhana kepada para siswa: “Siapa yang pernah datang terlambat ke sekolah?” Beberapa siswa tersenyum malu-malu. Saya lalu menjelaskan bahwa waktu adalah aset yang sangat berharga, dan sekali hilang, ia tak akan pernah kembali.
Saya menyampaikan tiga pesan utama:
-
Datang Tepat Waktu ke Sekolah – agar tidak tertinggal pelajaran dan bisa memulai hari dengan pikiran segar.
-
Gunakan Waktu Belajar dengan Maksimal – fokus saat guru mengajar, kurangi bermain saat jam pelajaran.
-
Disiplin dalam Aktivitas Harian – biasakan membuat jadwal agar tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.
Saya menekankan bahwa orang yang sukses bukan hanya pintar, tetapi juga pandai mengatur waktu. Untuk memotivasi mereka, saya memberi contoh tokoh terkenal yang meraih keberhasilan karena disiplin waktu. Saya juga mengingatkan bahwa menghargai waktu adalah bentuk menghargai diri sendiri dan orang lain.
Saat melihat wajah-wajah siswa yang serius mendengarkan, saya merasa pesan saya sampai. Upacara berjalan lancar hingga penutupan, dan setelah selesai, beberapa guru termasuk teman-teman seperjuangan (mahasiswa lainnya) memberi apresiasi atas penyampaian amanat yang jelas dan memotivasi.
Pengalaman pertama ini mengajarkan saya dua hal: pentingnya persiapan dan rasa percaya diri. Meski awalnya gugup, saya pulang dengan perasaan bangga karena telah memberikan pesan yang bermanfaat, sekaligus melangkah satu tahap lebih maju sebagai calon pendidik yang siap memimpin di depan banyak orang.
Komentar
Posting Komentar